Keuntungan ternak ikan lele melalui kolam terpal
- Tidak membutuhkan tempat pemeliharaan yang berukuran luas, cukup disesuaikan berdasar ukuran tempat yang tersedia, seperti misalnya di area pekarangan rumah. Keuntungan budi daya ikan lele di kolam terpal juga membutuhkan biaya yang lebih murah.
- Mudah dalam pengelolaan penggantian dan pengeringan air agar tetap bersih.
- Mudah untuk mengamati perkembangan dan perubahan ikan lele.
- Tergolong lebih fleksibel, sehingga dapat dipindahkan jika perlu dipindahkan.
- Mudah untuk mendeteksi adanya hama.
- Lebih praktis dan lebih mudah ketika waktu panen.
Agar budi daya ikan lele cepat panen ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan saat beternak ikan lele, berikut ini:
Persyaratan Kolam Terpal
Untuk melakukan budidaya ikan lele pada kolam terpal ini harus disesuaikan berdasar jumlah benih ikan lele yang akan Anda kembangbiakkan. Anda harus mengusahakan agar kolam terpal masih tersisa beberapa area agar lele lebih mudah berpindah dan bergerak.
Persiapan Peralatan Ternak
Tahap budidaya ikan lele cepat panen berikutnya Anda bisa menyiapkan terpal dengan ukuran yang sesuai beserta peralatan lainnya seperti papan, kayu, kerangka besi lainnya dan batu bata. Anda bisa mempersiapkan kawat, paku dan tali untuk penunjang dalam pembuatan kerangka.
Tipe Budidaya Lele
Ada 2 macam atau tipe budidaya dari ternak lele dumbo ini, yaitu ternak lele pembibitan dan ternak lele konsumsi. Ternak lele pembibitan yaitu membudidayakan ikan lele dengan tujuan dapat dijual kembali pada peternak lainnya dengan bentuk bibit atau benih lele. Sementara, ternak lele konsumsi yaitu lele dibudidayakan agar bisa dijual kembali untuk kebutuhan konsumsi.
Tahapan Budidaya Ikan Lele
1. Konstruksi Kolam
Karena kali ini kita membahas budidaya ikan lele di kolam terpal, maka langkah pertama yaitu cucilah bagian dalam kolam terpal dengan sabun untuk menghilangkan bau lem atau sisa bahan kimia dari produksi.
Kemudian bilas bersih dan dikeringkan selama satu hari. Isi kolam dengan air (idealnya) hingga setinggi 20 cm. Setelah kolam sudah terisi air diamkan selama kurang lebih satu minggu untuk proses pembentukan lumut dan untuk pertumbuhan fito plankton.
Tambahkan air lagi hingga (idealnya) mencapai 80, berikan dedaunan seperti daun singkong, atau pepaya. Tujuannya agar air berwarna hijau. Air hijau untuk mencegah bau yang disebabkan karena penguapan air kolam. Lakukan pergantian air dalam waktu sebulan sekali.
2. Pemilihan Benih Unggul
Benih unggul dapat kita lihat dengan cara memperhatikan Ciri-ciri Sebagai Berikut :
Benih Terlihat aktif Melakukan oksigenasi,
Gesit, Agresif Dan cerah,
Warna Sedikit Lebih Terang,
Ukuran Terlihat Sama Rata.
3. Penebaran Benih
Siapkan 1000 benih lele dumbo/sangkuriang dengan ukuran 1,5-2 inci. Untuk ukuran kolam 2m x 1m x 1m. Jika budidaya yang di lakukan dalam kuota yang besar maka penebaran benih kita akumulasikan dengan perbandingan sesuai ketentuan di atas. Bibit yang baru dibeli jangan segera dimasukkan ke dalam wadah atau kolam budidaya, tapi harus melalui tahap peredaman yang bertujuan agar benih mampu menyesuaikan kondisi air di penangkaran dan di kolam budidaya.
Langkah-langkah peredaman benih ikan lele adalah sebagai berikut :
- Siapkan bak /ember;
- Masukan air kolam yang akan dijadikan budidaya ikan kedalam ember/bak,
- Masukan benih lele yang akan ditebar, diamkan selama kurang lebih selama 30 Menit, bertujuan agar benih ikan dapat menyesuaikan diri dengan air kolam di tempat budidaya, dan juga untuk menghilang stres ikan setelah dipindahkan dari habitat penangkaran dan akan masuk ke habitat baru,
- Setelah 30 menit benih dapat ditebar ke dalam kolam budidaya.
Penebaran benih baik lakukan pada pagi atau malam hari karena di waktu pagi atau malam hari karena suhu air cenderung stabil. Setelah lele berumur lebih dari 20 hari, lele perlu disortir dengan menggunakan bak penyortir berukuran 9 -12 cm.
Sortir ditujukan untuk memilah ikan lele yang berukuran lebih kecil, karena ikan lele yang lebih kecil cenderung lebih sulit untuk mendapatkan makanan karena kalah saing dengan yang lebih besar. Hal ini berdampak pada laju pertumbuhan ikan ternak, yang mana akan laju pertumbuhan ikan akan melambat sebagian. Oleh karena itu, sejak awal kita harus menyiapkan dua kolam dengan ukuran yang sama dengan tujuan untuk memisahkan ikan yang sudah dilakukan sortir.
Apabila tidak mempunyai lokasi yang cukup luas kita dapat menyiapkan kolam untuk ikan hasil sortir lebih kecil dari kolam budidaya. karena hanya ikan yang kecil saja yang di pindahkan ke kolam hasil sortir (kolam kecil untuk ikan yang kecil) dan kolam yang besar kita gunakan untuk ikan yang besar.
4. Pengaturan Kualitas air
Air kolam akan berkurang karena proses penguapan maka perlu tambahan air sampai tingkat air kembali ke posisi normal. Atur ketinggian air, minimal tinggi air 20 cm (bulan pertama), 40 cm (bulan kedua), dan 80 cm (bulan ketiga).
Warna air yang terbaik bagi ikan lele berwarna hijau. Beberapa sumber mengatakan lele tidak suka air jernih. Dan air akan berubah merah ketika ikan lele sudah dewasa.
5. Kedalaman Air
Kolam jangan terlalu dangkal karena penguapan akan membuat ikan menjadi terlalu panas. Tentunya ini akan membuat ikan menjadi kelelahan dan mati. Solusinya adalah dengan menambahkan air ketika air kolam telah surut, isi kembali air hingga mencapai ketinggian yang telah ditentukan.
Selain itu perlu untuk menambahkan tanaman air seperti kangkung, daun talas/talas. Fungsinya sebagai tanaman peneduh, juga ditujukan untuk menyerap racun yang terkandung dalam air kolam. Tapi ingat, jangan menaruh tanaman terlalu rimbun di atas kolam budidaya.
6. Tingkat Kejernihan Air
Pada dasarnya lele tidak suka air jernih. Hal ini dapat dilihat dari sifat dan bentuk tubuhnya. Penglihatan ikan lele tidak begitu baik. Lele menggunakan kumis di sekitar mulutnya sebagai sonar alami.
Selain itu, sistem pernapasan ikan lele menggunakan labirin, yang berarti pernapasan lele tidak bergantung pada oksigen yang terlarut dalam air. Meskipun ikan lele tidak suka air jernih, kita tidak bisa memasukan sembarangan air ke dalam kolam.
Bisa jadi kita memasukan air yang mengandung bakteri dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit. Sebagai penangkalnya dapat memberikan daun atau tanaman di dalam kolam seperti yang disebutkan di atas.
7. Pakan
Pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pukul 07:00 pagi, 17:00 sore dan 22:00 malam. Makanan tidak selalu harus 3 kali sehari, bisa jadi 4 kali, tergantung pada kebutuhan ikan akan makan.
Berikan pakan dengan jenis sentrat ikan 781-1, karena di dalamnya mengandung nutrisi yang dibutuhkan ikan. Protein minimal 35%, lemak 10-16%, karbohidrat 15-25%, vitamin dan mineral.
Pemberian pakan tidak boleh terlalu berlebihan karena akan menimbulkan berbagai macam jenis penyakit akibat pakan yang mengendap yang tidak termakan oleh ikan. Akan menyebabkan amonia beracun.
8. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit tidak bisa dianggap remeh karena sangat mempengaruhi besarnya volume produksi dan tingkat keberhasilan dalam budidaya ikan. Hama biasanya binatang yang berenang-renang, burung pemakan ikan, kucing, dll. Adapun penyakit seperti virus dan bakteri.
Pencegahan adalah dengan menggunakan semacam penghalang sehingga tidak ada hewan liar yang masuk ke kolam dan makan benih lele. Untuk penyakit dapat diberikan obat-obatan yang banyak tersedia di toko perikanan, tergantung pada jenis penyakit yang menjangkit ikan lele.
9. Panen
Silakan panen ikan lele saat berusia kurang lebih 90 hari/3 bulan. Sortir ikan yang layak untuk dikonsumsi (dijual) yang bobotnya per ekor sekitar 250gr, sedang peliharalah kembali ikan yang lebih kecil.
10. Selamat Mencoba!!!
Semoga Berhasil.. Sukses Pembudidaya Lele Indonesia!
sumber:
www.seputarikan.com
carabudidayaikanlelenilamujair.blogspot.com